Suksesnya pementasan Tari Isong Bale di Istana Negara pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2022, menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

Terhadap hal tersebut, salah satu pegiat literasi KSB menilai Tari Isong Bale bisa dijadikan sebagai media penguatan nilai gotong royong bagi siswa, dari TK hingga SMA. Nurhidayati Arifah, S.Pd, Ketua Komunitas Literasi Anorawi (KLA), berpandangan bahwa selain telah sukses tampil di Istana Negara, Tari Isong Bale perlu juga ditindaklanjuti untuk penguatan nilai gotong royong bagi para siswa denganmedia seni tari.

“Gotong royong sudah menjadi budaya masyarakat yang sekarang kebanyakan kita dapati hanya di dalam kertas, dan implementasinya hampir hilang di tengah masyarakat. Ini patut menjadi kekhawatiran kita. Karena dengan hilangnya nilai gotong royong, karakter masyarakat yang dominan muncul nantinya individualistis dan materialistis, dan itu sudah terlihat sekarang. Kalau kita tidak bendung dan antisipasi, akhirnya budaya gotong royong akan benar-benar hilang di tengah masyarakat,” ungkap Yaya, sapaan akrabnya.

Untuk menghadapi serangan modernisasi, disampaikan Yaya, kita harus banyak referensi dan kreatif dalam memanfaatkan berbagai cara. Terutama cara yang cocok dengan generasi hari ini.

Karenanya, penanaman nilai-nilai gotong royong bagi generasi hari ini perlu menggunakan kreativitas, dan media Tari Isong Bale bisa menjadi media penguatan nilai gotong royong bagi para siswa. Apalagi Pemerintah Daerah KSB sekarang berkomitmen dengan jargon gotong royong dalam setiap program kerja yang dilaksanakan.

Melalui tarian ini kita bisa sekaligus mengedukasi khalayak, bahwa dalam sebuah pembangunan yang sejatinya bukan hanya pekerjaan tangan pemimpin, perlu adanya sentuhan ide dan semangat dari masyarakat. Itulah sejatinya bergerak bersama.

Gotong royong bukan hanya soal tangan yang bekerja mengangkat kayu ataupun memilih sampah, tapi ini soal kebersamaan semangat kita bangkit dan berjuang. Dan tentunya sejalan juga dengan tema perayaan hari kemerdekaan kita tahun ini.

Semoga momentum HUT KE-77, dan dengan adanya kesempatan bagi para seniman tampil di Istana Negara, dapat membangkitkan semangat juang gotong royong agar terus membara demi kemajuan Tanah Pariri Lema Bariri yang kita cinta.

“Tarian Isong Bale ini mungkin tidak melulu kita pandang hanya sebuah karya seni, selesai kita tonton tanpa ada makna yang tinggal bagi para penonton. Kita bisa kampanyekan nilai-nilai gotong royong kepada seluruh generasi muda KSB melalui media Tari Isong Bale. Bila perlu kita ajarkan seluruh siswa, dan kita masukkan dalam bahan ajar. Tujuannya, menanamkan nilai-nilai gotong royong. Dan tentu ini menjadi tugas kita bersama, mendukung pemerintah daerah untuk memperkuat nilai gotong royong di tengah masyarakat,” ungkap Yaya.

Redaksi
Author: Redaksi

By Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *