Kota Sumbawa Besar memang memiliki istana-istana peninggalan Raja Sumbawa dan peninggalan Sumbawa masa lampau lainya. Tapi, Desa Poto memiliki kebudayaan Sumbawa.
Desa Poto adalah salah satu desa di Kecamatan Moyo Hilir kabupaten Sumbawa. Perlu waktu hanya 15 menit menggunakan kendaraan dari Kota Sumbawa Besar jika ingin menuju Desa Poto.
Di sini, kita dapat menikmati tenangnya suasana pedesaan dengan masyarakatnya yang ramah. Yang tak kalah penting, di desa ini kita dapat menemukan kebudayaan dan kesenian tradisional Sumbawa yang lambat laun mulai tergerus oleh zaman.
Misalnya, kita masih bisa mendengarkan bunyi ketukan-ketukan alat tenun tradisional, atau “sesek” dalam bahasa Sumbawa, dan bahkan menyaksikan langsung proses pembuatan kain tenun tradisional Sumbawa “Kre’ Alang” oleh para wanita Desa Poto.
Di sore hari. kita masih mendengarkan bunyi-bunyi alat musik tradisional seperti “ratib rabana”. Berbagai permainan rakyat pun tetap dilestarikan, seperti pacuan kuda, barapan kerbau, dan beberapa seni bela diri tradisional.
Memegang Adat
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Poto masih memegang teguh adat istiadat dan kebiasaan leluhur yang diperoleh secara turun-temurun. Salah satunya, adat nyokong. Ini adalah adat membantu sesama warga yang akan mengadakan hajatan, seperti pernikahan, khitan dan sebagainya dengan memberikan seserahan berupa beras, gula, kelapa, dan telur yang sudah ditentukan jumlah dan beratnya berdasarkan kesepakatan adat.
Seserahan ini disebut dengan istilah panyokong.
Pada 2019, pemerintah melalui Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Desa Poto sebagai salah satu dari 10 Desa Percontohan Pemajuan Kebudayaan di Indonesia. Desa Poto menjadi satu-satunya desa di kawasan timur yang terpilih. (SuaraNTB.com, 28/08/19)
Berdasarkan Surat Usulan Bupati Sumbawa Nomor: 522.3/401/Bappeda/2019, Bupati merekomendasikan Desa Poto sebagai lokasi percontohan Desa Berhulu Kebudayaan di Kabupaten Sumbawa.
Dari hasil verifikasi lapangan, Desa Poto dinilai layak untuk dikembangkan sebagai role model. Mengingat Desa Poto memiliki ekosistem budaya yang masih hidup, seperti kesenian tradisional ratib rabana dan sakeco, tenun khas Sumbawa (kre’ alang), sadeka ponan, dan tokoh-tokoh budayawan banyak yang berasal dari Desa Poto.
Mengingat potensi yang dimiliki, tak salah jika Desa Poto dijadikan salah satu daftar kunjungan teman-teman ke depan jika jalan-jalan ke Pulau Sumbawa.[]