Melanjutkan cerita di tanah Papua, setelah dari Merauke, aku pindah ke lokasi inspirasi kedua. Ibu kota Papua, Jayapura. Tepatnya, aku menuju Waena.
Di tengah gentingnya suasana di Jayapura belakangan, panitia Kelas Inspirasi tidak surut semangat untuk tetap melanjutkan kegiatan. Sejak kejadian yang membuat keamanan di Jayapura terganggu, sinyal Internet tidak dapat diakses sama sekali.
Jadi, setiba di Bandara Sentani, kami sudah tidak dapat lagi menggunakan media sosial. Untungnya, kami masih bisa berkreasi dengan SMS Group.
Kalaupun bisa mengakses Internet, itu hanya menggunakan Wi-Fi. Makanya, banyak orang yang selonjoran di teras kafe, hotel, dan tempat-tempat yang menyediakan Wi-Fi gratis.
Kami pun sempat sulit mengetahui siapa relawan satu tim kami dengan alasan di atas. Saat sampai di Jayapura, kami belum sempat berkumpul untuk briefing. Hatiku sudah waswas, “Bisakah kegiatan berjalan dengan kondisi seperti ini?”
Baca juga: Sekeping Cerita dari Merauke
Toh, semua itu tidak mengendurkan keinginanku untuk tetap mempersiapkan diri di Kelas Inspirasi keesokan harinya. Aku tetap membuat skema belajar, membeli media yang diperlukan, merangkai alat peraga, dan lain sebagainya. [baca selanjutnya: Menyeberang Danau Sentani]