Bukit Merese Kuta Mandalika. Nama Kuta Mandalika tentu sudah tidak asing lagi di telinga para traveler. Pantai Kuta Mandalika adalah pantai kedua yang paling terkenal di Lombok setelah Pantai Senggigi. Tujuan utama para wisatawan yang mau ke Lombok pasti adalah Pantai Senggigi dan Kuta Mandalika.

Berbicara tentang Kuta Lombok, beberapa tahun lalu bisa dibilang termasuk pantai yang kurang ramai. Bukan karena tidak indah, melainkan karena kawasannya dulu dikenal rawan tindak kriminal. Tapi tenang saja, sekarang sudah berbeda. Sudah aman dan nyaman.

Apalagi Pantai Kuta Mandalika sudah berbenah dan makin mewah. Penataan pantai ini cukup luar biasa. Baru-baru ini di area pantai tersebut telah dibangun objek wisata religi, yaitu Masjid Nurul Bilad. Bentuk bangunan Masjid Nurul bilad begitu megah, dengan area parkir dan taman yang luas.

Pemandangan dari Bukit Merese. [Dok: Dar Bajang]

Di sana juga terdapat tempat olahraga, seperti lapangan futsal, basket, serta sepak takraw. Selain itu, sekarang sedang dibangun sirkuit Moto-GP yang ditargetkan akan siap pakai tahun 2021. Jadi, wisatawan lokal ndak perlu khawatir harus menggelontorkan banyak uang untuk ke luar negeri buat nonton Moto-GP lagi, he.

Di kawasan Mandalika pun ada beberapa pantai lain yang bisa dinikmati: Pantai Seger, Tanjung Aan, dan Gerupuk. Nah, di Tanjung Aan ada bukit yang populer di kalangan muda-mudi pencinta selfie, yaitu Bukit Merese. Di bukit ini, kita tidak hanya bisa menikmati sunset, tapi sunrise pun siap menyapa di pagi hari.

Berbicara masalah pantai, telah tersedia berbagai macam penginapan mulai dari harga Rp 150 ribu rupiah per malam. Ada juga cafe, restoran, dan berbagai macam angkringan. Jangan khawatir dengan harga makanannya, masih bisa dijangkau kalangan menengah ke bawah.

Senja, Kopi, dan Sapi

Nah, kita fokus ke Bukit Merese, yuk. Bukit ini terletak di sebelah timur Pantai Kuta Mandalika. Tidak jauh kok, cuma sekitar 5-10 menit berkendara. Lokasinya persis berdampingan dengan Pantai Tanjung Aan, dan di dekatnya juga ada Pantai Batu Payung.

Bukit Merese banyak didatangi pelancong karena sangat unik: buktinya luas, pemandangannya indah, lokasinya tidak terlalu tinggi. Matahari terbenam dengan sangat anggun di sini. Dan, sembari menikmati sunset, kita bisa melihat sapi-sapi yang digembalakan, wkwkwk. Sapi-sapi di sini dilepas begitu saja, mencari makan sendiri berupa rumput-rumput liar yang tumbuh di bukit ini.

Pun bukit ini biasa digunakan sebagai lokasi foto prewedding. Nah, kalau ndak bisa mengambil angle foto yang bagus, kalian bisa meminta tolong pada adik-adik yang berjualan gelang dan aksesori lain di sekitar bukit. Mereka memiliki kreativitas dan ide yang cemerlang untuk menentukan angle foto. Saya jamin kalian akan merasa puas.

Biaya untuk mengunjungi bukit ini tidak mahal-mahal amat. Karcis masuk sekaligus untuk parkir sepeda motor Rp 5.000, sementara mobil Rp 10 ribu. Di sini juga terdapat berbagai macam kuliner yang bisa disantap, dari ikan bakar, nasi goreng, nasi bungkus, nasi campur, mi kuah, hingga mi goreng. Harganya juga masih terjangkau, mulai Rp 15 ribu.

Selain itu, tersedia minuman seperti kelapa muda, teh, jus, kopi seharga Rp 10-15 ribu. Jadi, tunggu apa lagi, yuk berkunjung ke Bukit Merese, biar ndak hanya menikmati lewat cerita dan foto teman-teman saja. 🙃

Dar Bajang
Author: Dar Bajang

Traveler yang tinggal di Lombok.

By Dar Bajang

Traveler yang tinggal di Lombok.

One thought on “Matahari Terbit, Lalu Tenggelam di Merese”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *