Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Nusa Tenggara Barat menjadi saksi semangat perjuangan melawan korupsi dalam peringatan Hari Anti-Korupsi Sedunia (Hakordia) 2024 yang mengusung tema “Teguhkan Komitmen Berantas Korupsi untuk Indonesia Maju.”

Di tengah semangat memperingati Hari Anti-Korupsi Sedunia (Hakordia) 2024, IPDN Kampus NTB di Praya, Lombok Tengah, menjadi saksi semangat perjuangan melawan korupsi. Hal ini sekaligus menegaskan tekad kolektif membangun budaya integritas demi masa depan yang lebih adil dan berdaya saing.

Acara peringatan ini digelar pada 2 Desember 2024, dengan mengusung tema “Teguhkan Komitmen Berantas Korupsi untuk Indonesia Maju”. Sekretaris Daerah NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., mewakili Penjabat Gubernur NTB, menyampaikan pesan penting dalam upaya pemberantasan korupsi.

“Korupsi adalah bentuk pengkhianatan atas kepercayaan masyarakat. Tidak cukup hanya dilawan dengan kata-kata, tetapi harus dengan tindakan nyata,” tegasnya.

Ia juga menyoroti momen strategis bagi NTB yang baru menyelesaikan pemilihan kepala daerah. Para pemimpin terpilih diharapkan dapat melanjutkan pembangunan menuju NTB yang bebas dari korupsi, seiring persiapan perayaan Hari Ulang Tahun ke-66 Provinsi NTB. “Komitmen melawan korupsi harus dimulai dari diri sendiri, membangun budaya malu, dan menepati janji kepada masyarakat,” tambahnya.

Upacara tersebut turut dihadiri Bupati Lombok Tengah H. Fathul Bahri, Forkopimda, pejabat Pemprov NTB, pejabat Pemkab Lombok Tengah, Forum Penyuluh Anti-Korupsi, serta praja dan mahasiswa dari berbagai institusi, termasuk Poltekpar dan STMIK Bumigora. Pada acara itu, penghargaan diberikan kepada dua anggota Forum Penyuluh Anti-Korupsi. Selain itu, dua praja IPDN NTB menerima penyematan Tanda Lencana Anti-Korupsi, setelah seluruh peserta menyatakan ikrar anti-korupsi.

Perwakilan dari Asosiasi Profesi Media Cetak, Elektronik, dan Online pun hadir bersama para tamu undangan lainnya. Selain itu, dalam peringatan tersebut, diselenggarakan rangkaian kegiatan sosialisasi anti-korupsi yang dihadiri unsur Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pemerintah Provinsi NTB. Melibatkan para praja IPDN dan anggota Forum Penyuluh Anti-Korupsi NTB, kegiatan sosialisasi menekankan pada penguatan nilai integritas bagi praja IPDN sebagai generasi penerus bangsa.

Direktur IPDN, Dr. Dedy Suhendi, S.Sos., M.Si., mengingatkan bahwa kejujuran memiliki peran yang jauh lebih penting daripada kecerdasan. “Ketidakjujuran sulit diperbaiki. Oleh karena itu, sebagai calon pemimpin masa depan, menjaga integritas adalah kunci dalam menjalankan peran di pemerintahan,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, Sugiarto, SE., MM., Kasatgas Sertifikasi dan Pemberdayaan Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Anti-Korupsi sekaligus Plh. Direktur Pendidikan dan Pelatihan Anti-Korupsi KPK, menegaskan pentingnya kontribusi semua pihak dalam pemberantasan korupsi. “Sebagai calon abdi negara, praja IPDN memiliki tanggung jawab besar membangun fondasi integritas, seperti kejujuran dan ketaatan pada hukum,” jelasnya. Ia juga menekankan bahwa seorang pegawai negeri, apalagi pejabat, tidak berhak meminta imbalan atas pelayanannya atau melebihi kewajibannya.

Kegiatan sosialisasi ini dirancang dinamis dengan melibatkan diskusi kelompok dan publikasi video sebagai bentuk komitmen anti-korupsi. Dalam sesi tersebut, Master Nurhikmah dan Nabhan Rabbani dari Forum Penyuluh Anti-Korupsi NTB mendampingi para praja, bersama anggota Forum Penyuluh Anti-Korupsi lainnya, untuk mengembangkan teknis dan strategi sikap anti-korupsi.

Diharapkan, melalui kegiatan ini, sikap berintegritas dapat tertanam kuat pada diri praja sebagai bagian dari upaya kolektif membangun masa depan pemerintahan yang bersih. Selamat Hari Anti-Korupsi Sedunia!

Sambutan dan Orasi Anti-Korupsi PJ Gubernur NTB

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.

Hari ini, di IPDN Kampus NTB, kita hadir bersama bukan hanya untuk memperingati Hari Anti-Korupsi Sedunia, tetapi untuk meneguhkan tekad: Melawan korupsi yang menjadi musuh utama bangsa. Korupsi bukan hanya mencuri uang negara, tetapi juga merampas hak rakyat atas pendidikan layak, layanan kesehatan berkualitas, infrastruktur memadai, hingga merosotnya nilai demokrasi dan keadilan. Korupsi adalah pengkhianatan terhadap kepercayaan yang telah rakyat titipkan kepada negara.

Dalam sejarahnya, bangsa ini telah melahirkan tokoh-tokoh pendiri yang berintegritas tinggi. Mereka adalah pejuang yang disiplin, jujur, berdedikasi, dan berintegritas. Sosok seperti Mohammad Hatta dan Agus Salim, yang hidup sederhana demi menjaga integritas; Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang rela mengorbankan kenyamanan pribadi demi kepentingan rakyat; atau Hoegeng Iman Santosa, simbol kejujuran yang tak tergoyahkan, menjadi bukti bahwa integritas adalah kunci membangun bangsa. Oleh karena itu, kita harus optimistis bahwa meneladani nilai-nilai luhur mereka bukanlah hal yang mustahil, terutama bagi kita di Nusa Tenggara Barat.

Hal ini sejalan dengan amanah pemerintahan saat ini yang tertuang dalam Asta Cita, bahwa memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi adalah salah satu prioritas utama pemerintahan. Seperti yang disampaikan Baharuddin Lopa, “Kendati kapal akan karam, tegakkan hukum dan keadilan.”

Namun, perjuangan melawan korupsi masih panjang. Skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia yang kini hanya di angka 34, sama seperti posisi satu dekade lalu, harus menjadi alarm bagi kita semua. Begitu pula dengan Survei Penilaian Integritas (SPI) nasional yang turun ke 70,92, sedangkan SPI Provinsi Nusa Tenggara Barat bahkan lebih rendah, di angka 69,29. Hal ini menunjukkan bahwa upaya melawan korupsi membutuhkan kolaborasi lebih besar dari semua elemen bangsa.

Para peserta Apel Hakordia yang saya banggakan,
Dalam momentum ini, mari kita hidupkan kembali sembilan nilai integritas: Kejujuran, tanggung jawab, kemandirian, keadilan, keberanian, kesederhanaan, disiplin, kepedulian, dan kerja keras. Nilai-nilai ini bukan sekadar slogan, tetapi pegangan bagi kita semua.

Sebagai aparatur pemerintah, kita wajib bekerja dengan transparansi dan akuntabilitas, memastikan setiap rupiah digunakan untuk rakyat. Sebagai penyuluh anti-korupsi, teruslah bergerak dan menebarkan nilai-nilai anti-korupsi. Sebagai praja, mahasiswa, jadilah pelopor perubahan untuk Indonesia yang jujur dan berintegritas. Sebagai masyarakat, bangunlah kesadaran anti-korupsi untuk berani menyampaikan kebenaran.

Melawan korupsi tidak cukup dengan kata-kata; dibutuhkan keberanian, aksi nyata, dan komitmen dari kita semua. Mulailah dari diri sendiri: Bangun budaya malu terhadap korupsi, malu untuk mengkhianati, dan malu untuk tidak menepati janji.

Akhir kata,
Mari kita semua tanpa terkecuali membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa. Mari rapatkan barisan, satukan langkah, dan kobarkan semangat melawan korupsi. Bersama, kita wujudkan Indonesia yang bersih, berintegritas, dan bermartabat.

Salam Integritas, Salam Anti-Korupsi!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Atas nama PJ Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si.

Ikrar dan Komitmen Anti-Korupsi

Kami, elemen bangsa yang hadir dalam Peringatan Hari Anti-Korupsi Sedunia 2024 di IPDN Kampus Nusa Tenggara Barat, dengan kesadaran dan tanggung jawab, berikrar:

  1. Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap perkataan dan perbuatan sebagai landasan membangun kepercayaan publik
  2. Mengamalkan nilai-nilai integritas dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara
  3. Menolak korupsi, kolusi, nepotisme, dan menjaga independensi dari konflik kepentingan
  4. Menjadi teladan integritas dalam lingkungan keluarga, profesi, dan masyarakat
  5. Berkomitmen mewujudkan tata kelola pemerintah yang bersih dan transparan
  6. Bersama elemen bangsa, memperkuat komitmen memberantas korupsi demi Indonesia maju dan Sejahtera

Kami sadar bahwa ikrar ini disaksikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan seluruh elemen bangsa. Dengan ridha Tuhan Yang Maha Esa, kami bertekad melaksanakan ikrar ini demi Indonesia yang bersih, berintegritas, dan sejahtera

Redaksi
Author: Redaksi

By Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *