Jalan-jalan tidak hanya tentang having fun. Ada pula pengetahuan yang bisa kita dapat dengan jalan-jalan. Misalnya, dengan mengunjungi makam para sepuh yang sudah mendahului kita.
Di Nusa Tenggara Barat, ada cukup banyak makam orang alim yang biasa diziarahi. Adapun di Sumbawa Besar, salah satunya, terdapat Makam Mampes. Makam ini sudah dinyatakan sebagai benda cagar budaya oleh pemerintah daerah.
Saat berkunjung ke sana, saya sempat berbincang dengan penjaga makam, Bapak Ahmad R, 55 tahun. Keluarganya sudah secara turun-temurun menjaga makam ini.
Ditangkap Jepang
Menurut cerita Pak Ahmad, yang dimakamkan di sini adalah sosok pendatang dari Sulawesi. Namanya, Haji Andi Azis Daeng Namong.
“Jadi, tahun 1942 itu beliau datang dari Sulawesi. Di setiap pesisir, dia berhenti untuk sekaligus menyebarkan agama Islam,” ucap Pak Ahmad.
Ringkas cerita, ketika sampai di Sumbawa beliau, kehabisan bahan makanan. Makanya, beliau mendarat di Pelabuhan Alas, lalu pergi ke pasar. Nah, karena saat itu sedang momen perebutan kekuasaan antara Jepang dan Belanda, ditangkaplah Haji Andi Azis oleh Jepang.
“Terus beliau ditanya sama Jepang, kamu mata-mata? Terus dia ngomong, Jepang saya tidak senang, Belanda juga tidak senang,” Pak Ahmad menuturkan kembali kisah yang pernah didengarnya.
Jepang kemudian ingin menghilangkan nyawa Haji Andi Azis. Namun ternyata dia punya semacam ilmu kebal. Tubuhnya diseret ke kebun yang berjarak cukup jauh, tapi tidak apa-apa. Ditembak senapan juga tidak kenapa-kenapa. Konon akhirnya dia dikubur hidup-hidup.
Dan, waktu pun berlalu. Seiring dengan itu, banyak orang melewati kawasan tempat Jepang menghukum Haji Andi Azis. Nah, di sana, mereka sering mencium wewangian nan harum. Mereka pun bertanya-tanya, kenapa demikian?
Jawabannya muncul ketika suatu hari seseorang mencari kayu di sekitar tempat itu dan melihat ternyata ada semacam kuburan. Karena terkejut dan panik, orang itu langsung berlari meninggalkan lokasi hingga kakinya terluka.
Lantas, dia pulang. Malam harinya, di rumah, dia tiba-tiba bermimpi. “Kalau ingin lukamu sembuh, perbaiki kuburan saya itu,” demikian suara yang ia dengar dalam mimpinya.
Baca juga: Ampenan Sekilas Pandang
Maka keesokan harinya, dia kembali ke tempat makam yang dilihatnya kemarin dan memperbaikinya. Terus, sembuhlah lukanya.
Itulah makam Haji Andi Azis atau kini dikenal sebagai Makam Mampes. Setelah itu, banyak orang berziarah ke makam tersebut. Hingga sekarang, meski tidak seramai dulu, pun tetap ada yang datang berkunjung. []