Cupak Gurantang merupakan cerita rakyat Sasak yang dipentaskan dalam bentuk seni teater (drama). Biasanya dipentaskan apabila masyarakat melakukan hajatan (begawe).

Kisah cupak gurantang ini ditemukan hampir di semua wilayah Lombok, baik Lombok barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, maupun Lombok Utara dan Kota Mataram—yang dulunya bagian dari wilayah Lombok barat.

Sebagai hiburan rakyat, keberadaan Cupak Gurantang sekarang ini  sudah sangat sulit ditemukan. Hal ini terjadi karena kuatnya arus globalisasi yang menawarkan berbagai bentuk hiburan, sehingga menyebabkan sulitnya pewarisan cerita dan tradisi kepada generasi muda.

Hal inilah yang mendorong Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok barat untuk membangkitkan kembali dan melestarikan Cupak Gurantang sebagai kekayaan budaya lokal, khususnya Lombok barat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku Cupak Gurantang di Lombokm berkembang dua versi terkait ceritanya.

Pertama, Bosok dan Raden Panji sama-sama pergi bertapa karena kalah dalam melawan raksasa Limandaru. Setelah bertapa,  Bosok menjelma menjadi Cupak, dan Raden Gurantang  merupakan jelmaan dari Raden Panji. Selanjutnya mereka menjadi saudara, kakak dan adik, dan melakukan pengembaraan bersama

Kedua, Cupak dan Gurantang merupakan saudara pertemuan. Awalnya mereka bertemu di sebuah hutan dan selanjutnya menjadi saudara, kakak dan adik, yang melakukan pengembaraan bersama.

Terlepas dari versi yang berkembang, Cupak Gurantang menampilkan karakter yang berbeda .Cupak digambarkan memiliki postur tubuh yang gemuk pendek ,suaranya keras, matanya besar, dan kasar, bersifat rakus, serakah, iri, dengki, culas, dan sifat jelek lainnya.

Sedangkan Gurantang digambarkan sebagai seorang pemuda yang tampan, berwibawa, sopan, baik hati, suka menolong, bersuara merdu, dan sakti mandraguna.

Pentas Cupak Gurantang.
Putri Sekar Nitre

Secara singkat diceritakan dalam pengembaraan keduanya sampai ke Kerajaan Daha, yang mana saat itu raja sedang berduka dan membuat sayembara karena putrinya yang sangat cantik jelita bernama Sekar Nitre ditangkap dan dilarikan oleh raksasa saat berkeliling melihat keindahan kerajaan dan dikawal dua Patih Kerajaan Daha yang bernama Mangku Bumi dan Mangku Negare.

Putri Sekar Nitre dibawa raksasa yang bersembunyi dalam gua di sebuah hutan yang sangat lebat. Isi sayembara sang raja adalah barang siapa yang dapat membebaskan Putri Sekar Nitre akan di jodohkan dengan sang putri dan akan dijadikan raja.

Cupak dan Gurantang mendengar sayembara tersebut dan menghadap raja untuk mengikuti sayembara. Dikisahkan, Gurantang bertemu raksasa di hutan dan  berhasil  mengalahkannya. Gurantang masuk ke gua untuk mengeluarkan sang putri, sedangkan cupak menunggu di luar. Gurantang dapat menemukan sang putri. Setelah mengenalkan dirinya, Gurantang meminta putri untuk keluar terlebih dahulu. Di luar gua, cupak yang culas berpikir, kalau Gurantang berhasil mengeluarkan putri, maka dia akan membunuh Gurantang dan akan mengaku bahwa dialah yang berhasil membunuh raksasa dan menyelamatkan putri.

Putri Sekar Nitre pun keluar dari gua dan sebelum Gurantang keluar, Cupak menutup pintu gua dengan batu batu besar. Cupak lalu mengajak Putri Sekar Nitre kembali ke Istana Kerajaan Daha dan meninggalkan Gurantang sendiri di dalam gua. Sampai di istana, Cupak menghadap raja dan menyampaikan bahwa dialah yang berhasil mengalahkan raksasa dan menyelamatkan putri.

Raja sangat senang dan menyiapkan pernikahan Cupak dengan putrinya. raja mengumumkan akan  mengadakan pesta selama 7 hari 7 malam. Dalam pesta itu disuguhkan berbagai macam hiburan, termasuk presean.

Cupak yang memiliki watak sombong juga ikut merayakan pesta tersebut dan menantang semua orang untuk melawannya.

Saat Cupak berkoar dengan sombongnya menantang semua orang, muncullah Gurantang dan  menerima tantangan Cupak. Ternyata dengan kesaktiannya, Gurantang dapat keluar dari dalam gua. Melihat Gurantang yang menerima tantangannya, Cupak  sangat ketakutan. Tetapi rasa sombongnya mengalahkan ketakutannya dan terjadilah pertarungan antara Cupak dan Gurantang. Akhirnya, Cupak berhasil dikalahkan oleh Gurantang. []

Panca Surya,S.Pd M.M
Author: Panca Surya,S.Pd M.M

Kepala Bidang Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat.

By Panca Surya,S.Pd M.M

Kepala Bidang Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *