Sekawanan katak berlompatan memasuki hutan. Mereka hendak menuju danau yang memiliki air jernih dan segar.
Namun tiba-tiba dua ekor katak terperosok ke jurang. Sontak kawanan katak berhenti berlompatan dan mendekati tepi jurang itu untuk melihat keadaan temannya.
Dua katak itu tidak terluka, tapi terperosok cukup dalam. Mereka pun ragu apakah bisa melompat ke atas jurang dengan selamat atau tidak.
Kawanan katak di tepian mulai berdoa. Mereka yakin dua kawannya yang malang itu tak bisa keluar dari jurang. Nyatanya, walau sudah beberapa kali mencoba, keduanya tetap gagal meloloskan diri.
‘Sudahlah, simpan tenaga kalian. Lubang ini terlalu dalam,” ucap salah satu katak di atas.
“Ya, betul,” sahut katak yang lain.
Kawanan katak di atas terus memberi tahu keduanya agar berhenti melompat dan berpasrah saja menerima nasib. Yah, siapa tahu nanti akan datang penyelamat.
Pada akhirnya, katak yang satu mendengarkan ucapan teman-temannya dan berhenti melompat. Ia pun sudah kelelahan dan kemudian pegangan tangannya terlepas. Katak itu jatuh ke dasar jurang.
Sedangkan katak lain justru berusaha melompat semakin kuat. Teman-teman di atas terus berteriak agar ia menghentikan usaha yang sia-sia. Namun si katak ini tetap melompat sekuat-kuatnya.
Hingga akhirnya ternyata ia berhasil mencapai tepi jurang dan melompat dengan selamat.
Katak lain pun heran bercampur kagum. Mereka segera bertanya, “Setelah semua yang terjadi, apa yang membuatmu terus melompat dari bawah sana?”
Namun si katak hanya geleng-geleng.
Ternyata, si katak yang selamat ini tuli. Sedari tadi, dia tak mendengar ucapan teman-temannya di atas. Dia hanya berpikir mereka terus menyemangatinya agar ia berusaha keras untuk keluar dari jurang. []