Fenomena dunia maya saat ini sedang disemarakkan dengan viralnya Lagu Aisyah Istri Rasulullah, yang menempati pencarian tertinggi di laman YouTube. Bukan hanya viral karena cover yang dibuat sejumlah YouTuber dan musisi seperti Sabyan, Syakir Daulay, Ria Ricis, hingga Andre Taulany, tetapi lagu tersebut seperti menjadi pandemik bagi kalangan musisi, penyanyi, dan bahkan bagi penggemar yang hanya memiliki suara pas-pasan berlomba-lomba membuat video cover lagu tersebut.

Menurut mereka, selain karena ide garapan lagunya yang syahdu mendayu, juga karena liriknya yang menggugah kesadaran para pendengar, seolah membangun inspirasi tentang kisah cinta sosok tauladan umat muslim yaitu Aisyah istri Rasulullah.

Karena magnet yang ditimbulkan lagu tersebut cukup kuat, maka berbagai kalangan memberikan respons terhadap keberadaan lagu Aisyah Istri Rasulullah. Seperti contohnya penilaian dari Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al Bahjah di Cirebon, Jawa Barat. Beliau menilai bahwa lirik lagu Aisyah Istri Rasulullah, menggambarkan bentuk fisik Sayyida Aisyah. Ini harus ditepis, karena berkenaan dengan posisinya sebagai ummahatul mu’minin alias ibunya orang muslim. Beliau menyarankan lirik lagu Aisyah Istri Rasulullah digubah kembali atau diubah liriknya dengan menonjolkan sifat Aisyah. Mulai dari cerdas hingga penuh kasih sayang. Bukan malah menonjolkan bentuk fisiknya.

Tetapi walaupun demikian beliau tidak berkenan jika ada orang yang menyalahkan si penggubah syair lagu Aisyah Istri Rasulullah. Sebab, beliau yakin orang tersebut berniat baik membuat lagu tentang sosok Sayyida Aisyah. Menurut ustad Felix Siauw, beliau menilai bahwa lagu ini bisa menjadi perantara dakwah yang sangat efektif, karena didalamnya ada beberapa cerita yang disampaikan yang bisa memberikan teladan untuk umat Nabi Muhammad. Seperti yang dituliskan dalam tulisannya di Twitter “Feel-nya kena, orang jadi kagum dan ngebet, pengen seperti Bunda Aisyah, kisahnya dengan Rasulullah jadi relationship goals,”.

Jika kita mencoba menghayati dan merenungkan bait-bait lagu tersebut, maka akan terdapat interpretasi pesan yang muncul dalam benak kita masing-masing. Simbol-simbol yang coba dimunculkan dalam bentuk fisik misalnya terdapat dalam kata keindahan, kecantikan, wajah yang berseri, kulit putih, bersih, merah pipi, dan sweet, secara otomatis akan tergambarkan dalam benak kita suatu wajah yang begitu elok dan mempesona dimiliki oleh seorang Aisyah istri Rasulullah.

Selain simbol keindahan, dalam lagu tersebut juga memunculkan kalimat dan kata kerja seperti memanja, mencubit hidung, minum di bekas bibirmu, main lari-lariNabi baring di jilbabmu, dan menyikat rambutnya. Kata kerja dan kalimat tersebut diulang berkali-kali dalam tiap bait, dan sudah tentu menggambarkan perasaan, sikap, tingkah seorang Asiyah dalam menjalin hubungan yang romantik dalam ikatan keluarga dengan Rasulullah.

https://www.youtube.com/watch?v=aN0ZnoRg_IY

Dari keseluruhan symbol dan kata kerja yang muncul di dalam lirik lagu Aisyah Istri Rasulullah mengambarkan sosok Aisyah seorang istri yang cantik, romantis, dan setia. Dalam teori komunikasi, Harold D. Lasswell menegaskan bahwa pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan akan berdampak kepada perubahan sikap dan bertambahnya ilmu pengetahuan. Jika dilihat dari fenomena lagu tersebut, tentu telah memberikan dampak terhadap para penggubah dan para pendengarnya. Hal ini terbukti dengan viralnya video tersebut di jagat dunia maya sebagai akibat dari daya tarik yang ditimbulkan.

Dapat kita saksikan, ekspresi para pembawa lagu saat merilis video cover dengan wajah yang penuh penghayatan. Artinya isi dari lagu harus dihayati, bila perlu keteladanan Aisyah telah dan akan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, agar pesan dapat mengena bagi para penonton. Demikian juga dampak yang ditimbulkan berjejaring, karena melalui siaran video YouTube memberikan ruang untuk dapat di share, di-like dan dinikmati langsung oleh masyarakat melalui media smartphone masing-masing.

Gambaran perubahan sikap memang tidak dapat secara serta merta muncul ke permukaan dengan menunjukkan angka-angka, tetapi perlu proses perenungan, berbenah diri seorang perempuan untuk menjadi sosok seperti Aisyah. Terlepas dari perbedaan pendapat tentang musik dan nyanyian, lagu Aisyah Istri Rasulullah telah menjadi media dakwah yang cukup efektif di kalangan masyarakat khususnya generasi muda, karena paduan lirik dan musik yang disuguhkan ternyata telah menggugah kesadaran para penikmatnya.

Dalam pandangan feminisme, seperti yang disebutkan Kramarae (Cheris Kramarae, 1999), sebagaimana Burke, Kramarae percaya bahwa instrumen utama bagi manusia untuk melihat dunia adalah bahasa. Kata dan kalimat yang terdapat dalam struktur pesan dan apa yang ada dipikirkan manusia serta interaksi yang terjadi memberikan pengaruh dalam hal bagaimana kita mengalami dunia.

Kramarae memberikan perhatian kepada aspek gender terhadap bahasa dan ia mengalami bagaimana pesan memperlakukan wanita dari pria secara berbeda. Menurutnya, tidak ada pengalaman manusia yang bebas dari pengaruh bahasa. Dikatakannya, “We are trained to see two sexes. And then we do a lot of work to continue to see only these two sexes” (Kita dilatih untuk melihat adanya dua jenis kelamin. Dan kemudian kita melakukan banyak pekerjaan untuk melihat hanya kepada dua jenis kelamin ini, Cheris Kramarae, 1992).

Sosok yang dimunculkan di dalam lagu tersebut adalah sosok Aisyah, yang cantik, lembut, penyayang, setia, romantik, berakhlaqul karimah, penyayang, dan setia. Karakter fisik dan akhlak yang dimunculkan adalah kodratnya kaum perempuan yang menjadi cita-cita ideal yang melekat pada seorang istri atau ibu. Karakter fisik yang dimunculkan ini melekat pada seorang istri dan ibu yang bukan biasa-biasa saja, tetapi sosok yang menjadi salah satu penentu berhasilnya dakwah Islam yang diemban oleh Rasulullah.

Akhlak Aisyah adalah cerminan dari nilai-nilai religiusitas seorang perempuan yang terbentuk dari qalam suci Allah dan Sunnah Rasul. Sosok Aisyah menjadi penyemangat dalam setiap langkah-langkah Nabi Muhammad SAW dalam menapaki masa-masa sulit, menjadikan Islam sebagai agama rahmatan lilalamin.

Pesan yang terdapat di dalam lagu tersebut mengarahkan kita untuk dapat membangun kesadaran tentang seorang sosok perempuan panutan yang menjadi leader. Leader yang menjadi inspirasi bagi kaum perempuan untuk menjadi istri, anak, dan ibu yang cantik, dan setia, dan inspirasi bagi kaum laki-laki agar menjadi seorang suami, anak, dan bapak yang baik. Perpaduan antara istri dengan suami, dan antara ibu dengan bapak dalam ide gagasan dalam mendidik anak dan membangun rumah tangga menjadi suatu keharusan.

Ibu dan istri yang ditampilkan dalam sosok Aisyah merupakan sebuah totalitas nilai yang harus terinternalisasi dalam  jiwa dan semangat perempuan masa kini. Begitu pun kaum laki-laki, bukan hanya dapat tampil sebagai sosok suami  dan bapak yang pekerja keras, tetapi yang lebih penting adalah untuk menumbuhkan karakter anak, cinta kasih perlu dibangun dalam kehidupan rumah tangga seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah.    

Tetapi walaupun begitu, dalam membangun interpretasi haruslah mengacu pada semangat awal pembuatan lagu tersebut, agar obyektifitas dalam penilaian dapat terjaga dan seimbang. Interpretasi pesan dalam teks lagu Aisyah Istri Rasulullah dapat beragam sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Nilai feminisme dalam teks dapat kita artikan sebagai sebuah  motivasi dalam membangun perempuan-perempuan muslim yang hebat.

Karenanya, menjadikan Aisyah sebagai sosok teladan oleh seluruh umat muslim merupakan suatu keharusan dan menjadi tugas dakwah kita semua yang tidak boleh putus. Semoga kita semua mampu menghadirkan sosok Aisyah melalui karya-karya yang lain yang tercerahkan. untuk masa depan umat yang lebih cerah. []

Roy Marhandra
Author: Roy Marhandra

Alumnus Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam dan pemerhati pendidikan.

By Roy Marhandra

Alumnus Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam dan pemerhati pendidikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *