Hari Pangan Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober, merupakan momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan masalah pangan global. Peringatan ini mengajak kita untuk merenungkan tantangan yang dihadapi dalam mencapai ketahanan pangan di seluruh dunia. Di Indonesia, masyarakat identik dengan beras sebagai makanan pokok. Konsumsi beras di Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia setelah China, India, dan Bangladesh. Tingginya kebutuhan akan beras membuat Indonesia harus mengimpor beras dari negara lain, meskipun Indonesia memiliki potensi pertanian yang besar. Berbagai faktor seperti krisis iklim, berkurangnya lahan pertanian, kondisi tanah, akses pengairan, dan penurunan faktor produksi lainnya sering kali menghambat pencapaian target produksi.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat menyebabkan permintaan beras semakin meningkat. Untuk mengatasi kesenjangan antara produksi dan konsumsi, impor beras diperlukan agar tidak terjadi kelangkaan dan menyebabkan kenaikan harga beras. Dalam upaya menekan kebutuhan beras, pemerintah telah menjalankan program diversifikasi pangan. Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada beras sebagai makanan pokok utama. Sebenarnya, ada berbagai jenis pengganti nasi yang dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat.

Beberapa pilihan makanan pengganti nasi ditemukan dengan mudah, dan makanan pengganti nasi tersebut juga tidak kalah bergizi. Berikut adalah beberapa alternatif sumber karbohidrat yang dapat menjadi pilihan:

  1. Jagung. Jagung dapat ditemui di seluruh wilayah Indonesia dan menjadi salah satu hasil pertanian yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Banyak cara mengolah jagung, mulai dari direbus, dibakar, hingga dijadikan nasi jagung. Dalam jagung utuh terdapat kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh, seperti serat, karbohidrat, protein, vitamin B3, B5, C, serta mineral seperti kalium, zat besi, fosfor, magnesium, dan antioksidan.
  2. Kentang. Kentang adalah salah satu bahan makanan pokok pengganti nasi, meskipun karbohidrat yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan nasi. Kentang mengandung berbagai kandungan gizi, seperti karbohidrat, protein, serat, antioksidan, kalium, dan beberapa vitamin. Selain itu, kentang juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan jantung.
  3. Labu Kuning. Labu kuning banyak dijumpai di pasar tradisional dan mengandung vitamin A dan serat yang tinggi, bermanfaat untuk pencernaan.
  4. Pisang. Buah pisang mengandung vitamin A, vitamin C, fosfor, dan kalsium. Manfaat yang didapatkan dari mengkonsumsi pisang antara lain mencegah luka lambung, menjaga kesehatan jantung, dan menurunkan kolesterol.
  5. Singkong Singkong adalah sejenis umbi-umbian yang banyak ditanam di seluruh nusantara. Banyak cara mengolah singkong, seperti dikukus, hingga dijadikan donat atau tape singkong. Singkong mengandung indeks glikemik rendah, sehingga cocok dikonsumsi bagi penderita diabetes.
  6. Sagu Sagu dikenal sebagai makanan pokok masyarakat Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi. Meskipun sagu kaya akan karbohidrat, konsumsi sagu sebaiknya disertai dengan lauk-pauk lainnya. Sagu memiliki kadar indeks glikemik yang sangat rendah, sehingga cocok bagi penderita diabetes.
  7. Sukun Kandungan gizi dalam tanaman sukun utuh, seperti vitamin, protein, dan karbohidrat, disebut lebih tinggi dibandingkan umbi-umbian lainnya. Tepung yang dihasilkan dari tanaman sukun ini bahkan memiliki nilai gizi yang setara dengan beras.

Merayakan Hari Pangan Sedunia bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga merupakan panggilan untuk bertindak. Masyarakat, pemerintah, dan organisasi non-pemerintah perlu berkolaborasi untuk mempromosikan diversifikasi pangan, mendukung petani lokal, dan meningkatkan kesadaran tentang manfaat alternatif makanan pokok. Program edukasi dan kampanye publik juga sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang berbagai sumber pangan yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar. Dengan mengubah pola pikir dan kebiasaan konsumsi, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan mampu menghadapi tantangan ketahanan pangan.

Hari Pangan Sedunia adalah waktu yang tepat untuk merenungkan dan mengambil tindakan nyata dalam memperkuat ketahanan pangan global. Dengan menjelajahi alternatif makanan pokok dan mempromosikan keberagaman dalam konsumsi pangan, kita dapat berkontribusi pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia. Mari kita rayakan Hari Pangan Sedunia dengan komitmen untuk menjaga dan melestarikan sumber pangan yang ada demi generasi mendatang.

Dr. Cand. Anita Restu Puji Raharjeng, M.Si., M.BioMed.Sc.
Author: Dr. Cand. Anita Restu Puji Raharjeng, M.Si., M.BioMed.Sc.

Dosen UIN Raden Fatah Palembang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *