MADINAH
Salah satu nikmat terbesar di tahun ini adalah bisa melaksanakan ibadah umrah atau memenuhi panggilan Allah SWT dan Baginda Rasulullah SAW. Semuanya begitu tiba-tiba, mendadak, tapi terasa menggetarkan. Doa-doa yang menggiring ke arah sana.
Ada tiga tempat yang setidaknya harus dikunjungi umat Islam, yaitu Madinah, Mekah, dan Masjidil Aqsa.
Tak banyak yang bisa dituliskan saat ini, karena haru dan rasa bersyukur yang tak terkira.
Madinah, kota nabi. Tempat nabi hijrah dari Mekah dan menyiarkan agama Islam selama 10 tahun. Rasulullah begitu dicintai oleh masyarakat Madinah, dan hal itu terasa sampai saat ini. Ketika menginjak Madinah, hati terasa begitu tenang, damai, dan penuh kerinduan. Apalagi melihat kubah hijau di Masjid Nabawi, yang dibawahnya adalah makam Rasulullah, makam Sayyidina Abu Bakar, dan makam Umar bin Khatab. Lalu di situlah Raudhoh, taman surga, yang menambah kesyahduan beribadah di Masjid Nabawi.

Alhamdulillah, kami sempat berziarah juga ke Jabal Uhud, Masjid Kuba (masjid pertama yang dibangun Rasulullah ketika pertama kali hijrah ke Madinah), pemakaman Baqi (walaupun hanya mendoakan dari luar karena perempuan tak boleh masuk), museum internasional yang menyajikan perjalanan dan detail hidup Rasulullah serta sejarah kota Mekah dan Madinah, serta Masjid Bir Ali tempat mengambil mikat sebelum berangkat ke Kota Mekah.
Berada di Madinah, dan terkhusus di Masjid Nabawi, dengan kondisi kota yang rapi, membawa ketenangan. Apalagi jika berdiam diri di Masjid Nabawi, dengan kenikmatan beribadah termasuk shalat jenazah setelah shalat fardhu, dan meminum air zam-zam yang dialirkan dari Kota Mekah. Tak luput, burung merpati yang selalu memenuhi pelataran dan sekitaran masjid.
Alhamdulillah, saya bersyukur berangkat bersama adik-adik, dan rombongan yang kompak dan bersemangat, juga Travel Malika dengan ustadz dan muthawif atau pembimbing yang hebat dan luar biasa, menceritakan detail detail sejarah dari tiap perjalanan. Dalam rombongan ini pun ada yang umrah bersama pasangannya, baik yang usia muda maupun yang sudah lanjut usia. Ada yang datang bersama ibunya, bersama temannya, ada pula yang sendiri. Ada yang sudah berkali-kali, ada pula yang baru pertama kali. Tapi kesemuanya insya Allah pada tujuan yang sama, yaitu memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Masya Allah, Alhamdulillah. Jika Allah sudah berkehendak, maka Allah pasti mampukan.
MEKAH AL-MUKARROMAH
Alhamdulillah, perjalanan dilanjutkan. Dari Madinah menuju Mekah, disambut dengan badai pasir di sebuah rest area, dan hujan menjelang tiba di Kota Mekah. Tiba malam itu, kami melanjutkan dengan Thawaf, Sai, dan Tahallul sebagai rangkaian ibadah umroh, tentunya setelah mengambil niat ihram di Masjid Bir Ali, Madinah.
Pertama kali memasuki Masjidil Haram melihat Kabah, bergetar hati ini. Alhamdulillah diberi kesempatan melihat langsung, setelah puluhan tahun berkiblat ke Kabah. Apalagi setiap bagian Kabah begitu indah, mulai dari Hajar Aswad, Maqsm Ibrahim, Hijr Ismail, Rukun Yamani. Alhamdulillah ibadah umroh dapat diselesaikan pada pukul 2 pagi. Setelahnya kami beristirahat ke hotel, dan kembali lagi ke Masjidil Haram pada pukul 4.30 untuk ibadah selanjutnya dan persiapan jelang Subuh.
Berada di Kota Mekah, memiliki energi yang berbeda dengan Kota Madinah Al-Munawwarah. Keduanya adalah Tanah Haram dan Kota Suci. Mekah merupakan kota tempat lahirnya Nabi dan tempat menerima wahyu pertama kali, serta menyiarkan agama Islam selama 13 tahun. Meskipun dalam perjalanannya, masyarakat Kota Mekah pada zaman tersebut tak banyak yang memeluk agama Islam, apabila dibandingkan dengan masyarakat Madinah.

Karena sejarah itulah, banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi di Kota Mekah, antara lain Jabal Tsur (tempat persembunyian Rasululullah saat akan hijrah ke Madinah), Jabal Rahmah, lalu menuju Mina Muzdalifah, tempat wukuf Jamah Haji di Arafah. Di area ini ditunjukkan pula oleh pembimbing tempat atau bukit Nabi Ibrahim akan menyembelih Nabi ismail, yang kemudian digantikan oleh Allah dengan seekor domba.
Setelah itu, rombongan menuju Masjid Jiranah, shalat sunat ihram mengambil miqot untuk umroh kedua. Umroh kedua ini saya gunakan untuk Badal Umroh Almarhum Bapak, yang telah meninggal Februari lalu. Alhamdulillah beliau sudah pernah menunaikan ibadah haji pada 2016, tapi saya pernah mengatakan pada beliau untuk umrah bareng. Namun, belum sempat terwujud, oleh karenanya saya hadiahkan buat beliau. Semoga diterima oleh Allah SWT.
Semoga saya diberi kesempatan kembali bersama keluarga.[]