Rabu Luka, Kamis Duka
: Mengenang Ma Kyal Sin dan para martir demokrasi
Rabu luka
Kepak-kepak malaikat tersangkut jaring-jaring amarah
Ia pun terkapar tak bernyawa
Setelah jiwanya dikudeta
Kamis duka
Lelehan darah yang kemarin diseka tangan-tangan dunia
Kini jelma mawar merah
Bertaburan dalam milyaran dada
Tempat sebutir peluru tegak jadi tugu
Hari-hari setelahnya
Saksikanlah segalanya akan kembali baik-baik saja
Sebab jiwa dan darah bercampur cinta telah menguap ke angkasa
Sebentar jelma hujan badai, penghancur angkara
Semua tahu, Tuhan pun tak reda malaikatnya dianiaya
Di sini, di negeri jauh
Tiang-tiang bendera telah terpancang kukuh
Dan selembar kaus hitam berkibar
Berkibar!
Akan terus berkibar
“Kaba ma kyei
Kaba ma kyei
Sampai akhir dunia!”
Sumbawa, 11 Maret 2021
Kaba Ma Kyei: judul lagu kebangsaan Myanmar, yang berarti Sampai Akhir Dunia.
Sajak Mangga Muda
: Demonstrasi suatu hari
Batu dan kayu terlontar ke udara terik
Mangga muda terhempas
Pecah di tanah batu
Kecut terkecap di wajah lapar anak-anak negeri
Batu dan kayu tak henti terlontar
Bunga-bunga luruh pula
Mengambang di kubangan sejarah
Batu dan kayu
Beribu-ribu batu
Beribu-ribu kayu
Kapankah terlontar balik ke otak-otak dungu?
Mereka tak tahu
Kapan manis harapan seharusnya jatuh.
Sumbawa, Februari 2021
Kita Jaring Kicau Tekukur
: Istriku
Di cuaca kerontang
Kita jaring kicau tekukur
Masih merdu seperti hari-hari lampau
Ketika sajak belum kemarau
Dan bunga-bunga waru luruh ke kali yang kering
Biarkan lagunya memusar di dada
Hinggap di cabang-cabang belukarnya yang berduri
Mungkin dibelit sulur rasa
Terikat sejenak hingga tengah hari
Sebelum adzan sayup-sayup melayarkan nyanyian lain
Kita bergandengan ke perigi
Usai wudhu kau rangkum biji padi-padian
Berlarian kita sebar ke deras angin
Yang tiba-tiba saja
Datang dengan berita hujan
Sumbawa, 9 Maret 2021