Segala puji bagi Allah, Tuhan yang maha segala-galanya, yang telah memberikan kekuatan, kemudahan, dan kelancaran penyusun buku ini, hingga proses penyelesaiannya dapat dituntaskan dan akhirnya buku ini berada di tangan para pembaca sekalian.

Salah satu kegelisahan yang penulis rasakan hingga terbitnya buku ini adalah kurangnya literatur yang berkaitan dengan Sumbawa—yang menurut penulis merupakan suatu kondisi yang perlu diperhatikan berbagai kalangan, terutama bagi mereka yang peduli terhadap pentingnya naskah sejarah sebagai instrumen dalam membangun tatanan peradaban masyarakat ideal.

Sumbawa—sebagai suku bangsa yang pernah mengukir catatan sejarah dalam pergolakan budaya dan peradaban Nusantara—perlu mendapat tempat khusus di hati generasi mendatang. Banyak hal yang menjadi tuntutan zaman yang mengharuskan kita berkaca terhadap sejarah dan nilai luhur para pendahulu, sebagai alat instrospeksi agar lebih maju di masa depan.

Tradisi lisan Sumbawa memuat banyak peristiwa yang terjadi ketika masyarakat Sumbawa mulai mengenal aksara hingga catatan-catatan penting dalam daur hidup sehari-hari yang diekspresikan dalam bentuk karya-karya kebudayaan. Dari proses pembentukan hingga akhirnya produk kebudayaan tradisi lisan itu dapat dinikmati masyarakat, ada banyak pesan yang perlu menjadi bahan renungan kita bersama.

Dalam konteks kebudayaan masyarakat Sumbawa tempo dulu, produk tradisi lisan adalah karya intelektual yang hadir pada zamannya. Untuk melahirkan karya tersebut, ide, gagasan, dan aktualisasi berhimpun menjadi satu. Para penggagas kemudian membangun kesepahaman, secara konsisten menjadikannya instrumen dalam berinteraksi dan berkomunikasi, hingga akhirnya tradisi lisan tersebut menjadi milik bersama.

Untuk menghadirkan kembali catatan-catatan tempo dulu tersebut, butuh banyak metode dengan pendekatan berbeda pula. Saat ini, penulis menganggap produk tradisi lisan Sumbawa lahir dari aktivitas komunikasi di dalam masyarakat penuturnya. Melalui komunikasi, masyarakat saling berinteraksi. Melalui komunikasi pula, tradisi lisan Sumbawa dapat kita saksikan di tengah-tengah masyarakat hingga sekarang. Dan, studi etnografi komunikasi menjadi salah satu cara untuk mendapatkan catatan sejarah yang terpendam di dalam tradisi lisan Sumbawa.

Upaya melestarikan dan menghadirkan kembali produk tradisi lisan Sumbawa di tengah masyarakat ini bukan bermaksud untuk mengajak kita berpikir mundur. Tetapi sekali lagi, produk tradisi lisan Sumbawa adalah produk sejarah. Dengan mengenal sejarah, berarti kita memiliki kaca untuk bercermin. Untuk itulah, buku ini hadir dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Selamat membaca.

Buku Tradisi Lisan Sumbawa dapat diperoleh dalam versi elektronik di Google Play Books, klik: s.id/tradisi. Jika ingin membeli versi cetak, klik: s.id/rehal.
Sinopsis

Pembuatan buku Tradisi Lisan Sumbawa: Kajian Etnografi Komunikasi oleh penulis dihajatkan untuk menghadirkan kehadapan masyarakat pembaca tentang ragam jenis tradisi lisan Sumbawa. Di samping itu, tradisi lisan Sumbawa sebagai sebuah produk kebudayaan dianggap penting keberadaannya. Oleh karena itu, agar dapat diteliti secara lebih mendalam, perlu menghadirkan catatan-catatan baru sebagai sebuah pesan untuk dapat dijadikan referensi dalam peneguhan jati diri orang Sumbawa.

Ragam tradisi lisan Sumbawa yang hadir di dalam buku singkat ini mewakili tradisi lisan lainnya yang belum sempat terdokumentasi secara utuh oleh penulis. Di samping belum terdokumentasi secara utuh, ada juga beberapa tradisi lisan Sumbawa yang sudah banyak yang diteliti dan didokumentasikan oleh berbagai pihak. Beberapa contoh tradisi lisan yang dihadirkan diharapkan dapat memberikan gambaran tentang apa saja fenomena kebudayaan yang termasuk dalam jenis tradisi lisan Sumbawa.

Banyak peristiwa yang terjadi, baik dalam proses pembentukan hingga proses penggunaan tradisi lisan Sumbawa.  Pendekatan etnografi komunikasi bukan satu-satunya alat untuk mengupas secara lebih detail tentang pesan yang terkandung di dalam tradisi lisan Sumbawa. Penulis mencoba mengajak kita semua untuk mengenal konteks kebudayaan masa lalu dan hari ini melalui pendekatan komunkasi.

Tradisi lisan Sumbawa dalam perspektif etnografi komunikasi ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi para pemerhati untuk secara terus menerus menggali khasanah tradisi lisan Sumbawa, hingga data-data yang tersedia lebih akurat dan dapat dijadikan referensi yang layak dalam kerangka pengembangan kebudayaan Sumbawa khususnya, dan kebudayaan Nusantara umumnya.[]

Roy Marhandra
Author: Roy Marhandra

Alumnus Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam dan pemerhati pendidikan.

By Roy Marhandra

Alumnus Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam dan pemerhati pendidikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *