Kisah sebelumnya (baca di sini): Dalam perebutan Negara Astina Pura antara Kurawa dan Pandawa, Raden Gatotkaca ditunjuk menjadi senapati perang kubu Pandawa. Ia dapat mengalahkan senapati perang kubu Kurawa, yaitu Raden Dursala,
Sementara itu, dalam alam semadi, alam arwah atau alam antara, jiwa Gatotkaca keluar dari raga dan mengembara. Suksma Gatotkaca bertemu dengan arwah Dursala.
Di alam arwah, Dursala merasa tersiksa dan tersesat. Ia lalu memohon bantuan suksma Raden Gatotkaca untuk memberi petunjuk jalan ke Surga. Maka, dalam bentuk suksma yang bersih dan suci, Raden Gatotkaca dengan ikhlas memberi petunjuk kepada arwah Dursala untuk menuju surga.
Caranya, dengan meminta pusaka Dursala, yakni Bental Jemur. Sebenarnya, pusaka dalam bentuk apa pun adalah simbol nafsu dari pemiliknya sendiri. Setelah Pusaka Bental Jemur ditarik, maka roh suci Dursala pergi ke surga—tempat para dewa.
Namun para dewa belum berkenan memberi surga kepada arwah Dursala. Ia masih harus lahir kembali dalam bentuk bayi, yakni sebagai anak dari Raden Gatotkaca. Maka, kelak ada anak Raden Gatotkaca yang punya siung (gigi taring), seperti wujud Raden Dursala ketika masih hidup.
Eyang Resi Seto pun merasa puas karena muridnya, yakni Raden Gatotkaca, telah sempurna sebagai satria sejati. Raden Gatotkaca yang membunuh, namun Raden Gatotkaca pula yang menunjukkan “jalan ke surga” kepada Dursala. Hal tersebut dapat diartikan “Gatotkaca Suci”.
Sang Penyelamat
Sementara itu, di padang Kurusetra, Prabu Dewa Prawoto mengamuk. Para satria Pandawa mundur, kalah semua. Raden Ontorejo, Raden Ontoseno, Raden Abimanyu, Raden Setiyaki, mundur dengan mengalami luka bakar.
Sebab, begitu Prabu Dewa Prawoto memakai sebuah topeng, yakni Topeng Kencana, semua yang dilihatnya segera hangus, terbakar, menjadi abu.
Alhasil, turunlah kembali Raden Gatotkaca ke gelanggang pertempuran. Ia juga memakai topeng, yaitu Topeng Waja, yang punya khasiat sama. Prabu Dewa Prawoto dan Raden Gatotkaca lalu beradu pandang. Mereka sama-sama merasa panas, sama-sama merasa terbakar.
Lalu, tangan Raden Gatotkaca memegang Bental Jemur, pusaka Almarhum Dursala. Dipukulkannya pusaka itu ke muka Prabu Dewa Prawoto, sehingga pecahlah Topeng Kencana. Prabu Dewa Prawoto pun mati.
Sekali lagi, Raden Gatotkaca menjadi pahlawan bagi Pandawa, penyelamat Negara Amarta. [Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta]