Setelah sukses mendatangkan Nano Riantiarno dan Ratna Riantiarno—pendiri dan sutradara Teater Koma dari Jakarta—untuk berdiskusi di Taman Budaya NTB, Mataram, 23-25 Agustus lalu, kini sutradara Adi Pranajaya akan mendatangkan sahabatnya yang lain, yaitu Jose Rizal Manua, ke Sumbawa.
Jose adalah penyair sekaligus jawara baca puisi dan musikalisasi puisi yang sejak 1970-an sudah berkiprah di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Selain itu, ia sering tampil di beberapa kota besar, seperti Surabaya, Bandung, Medan, dan Yogyakarta. Juga, beberapa kali Jose unjuk gigi di ajang festival internasional di Eropa dan mendapat gelar juara.
Sehari-hari, Jose menjadi pengajar di jurusan teater Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Kedatangannya ke Sumbawa pada akhir September 2019 nanti pun atas undangan Adi, yang sama-sama mengajar di IKJ.
Adi berharap kehadiran Jose Rizal Manua di Sumbawa akan dapat dimanfaatkan, khususnya oleh para guru bahasa dan sastra Indonesia, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Sumbawa, pelajar SMP-SMA, dan para seniman muda.
“Kami belum menentukan tanggal berapa pastinya akan datang ke Sumbawa. Tapi kami sepakat di bulan September ini Jose akan memenuhi undangan saya,” kata sutradara film asal Sumbawa yang sejak 1988 menetap di Jakarta dan berkiprah di industri perfilman nasional ini.
Membedakan Penyair, Pembaca Puisi, dan Musikalisasi Puisi
Masih menurut Adi, pentingnya mengundang Jose Rizal Manua adalah agar para guru, termasuk masyarakat luas, tahu bahwa antara penyair, pembaca puisi, musikalisasi puisi sesungguhnya merupakan profesi yang berbeda.
“Dasar untuk mengekspresikan ketiga keahlian tersebut ilmunya berbeda-beda. Tidak setiap penyair secara otomatis mampu membacakan puisinya dengan baik. Justru saat dibacakan oleh mereka yang memang ahli membaca puisi bisa terdengar luar biasa,” kata Adi.
Nah, keahlian Jose dalam memahami sebuah puisi, lalu membacakannya, menurut Adi sangat luar biasa. Puisi-puisi Taufik Ismail, Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, dan Hamid Jabbar yang khas saat dibacakan oleh penulisnya bisa menjadi amat berbeda ketika dibacakan Jose Rizal Manua.
Baik Taufik, Sapardi, Sutardji, maupun Hamid Jabar juga memuji kemampuan Jose dalam membacakan puisi-puisi mereka dengan gaya yang lain. Dan, mereka mengaku sangat senang.
Adapun belum ditentukannya tanggal pasti kedatangan Jose Rezal Manua ke Sumbawa lebih karena jadwal yang padat. Terutama, karena ia terlanjur telah menerima tawaran menjadi dewan juri Festival Teater Jakarta. Tapi ia memastikan sekitar minggu ketiga atau keempat September bisa pergi ke Sumbawa.
Di Sumbawa, Adi Pranajaya—yang baru kembali dari ibadah haji di Tanah Suci Mekah pada 27 Agustus lalu—berencana akan mengajak Jose Rizal Manua, yang dikenal pula sebagai penyair Islami, ke beberapa tempat. Di antaranya: Sumbawa Besar, Pesantren Modern Dea Malela Pamangong Sunbawa, Universitas Teknologi Sumbawa/Institut Ilmu Sosial dan Budaya Samawa Rea, Universitas Samawa, dan Sumbawa Barat. [Redaksi]