Menyeberang Danau Sentani
Tepat pukul 06.15 pagi, aku bersama teman yang lain sudah berada di titik kumpul yang disepakati. Tampak beberapa orang pun sudah datang, tapi aku ragu untuk menyapa mereka. Setelah melihat tulisan di kaus mereka, “Kelas Inspirasi Jayapura”, barulah aku berani menyapa.
Terlihat pula para anggota Brimob, Provos, serta TNI berseliweran di jalanan dan tempat-tempat lain untuk memantau keamanan. Namun aku berpikir tidak ada yang perlu ditakutkan. Pasti aman.
Dari titik kumpul di Waena, kami lantas berangkat ke lokasi inspirasi. Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit dengan ditambah suasana macet, akhirnya kami tiba di Pelabuhan Yahim.
Ada tiga sekolah yang harus ditempuh dengan menyeberang Danau Sentani. Dengan menumpang perahu motor, tidak sampai sepuluh menit, kami telah tiba di lokasi sekolah tujuan.
Adik-adik murid Sekolah Dasar YPK Efata Puyoh Besar Putali dengan semangat menyapa kami. “Pagiii,” ucap mereka dengan senyum lebar.
“Pagi juga,” kami pun menyapa balik dengan senang.
Sekolah Dasar YPK Efata Puyoh Besar Putali punya murid total 107, dan yang hadir saat hari inspirasi 76 anak. Mengingat keterbatasan jumlah relawan inspirator, akhirnya kami melakukan kegiatan di aula rumah adat dengan menggabungkan semua siswa.
Relawan inspirator ada tujuh orang, yang memiliki latar belakang berbagai profesi. Akhirnya, kami membuat skema belajar di mana masing-masing inspirator mengisi kelas secara bergantian selama 30 menit.
Aku dan Kak Ari Nurdiansyah dari Jakarta mengisi kelas secara tandem karena kami telah menyusun sejumlah media belajar. Bagiku, waktu yang diberikan tidak cukup. Masih ada beberapa media yang belum dimainkan. Aku sangat menikmati proses inspirasi ini. Hingga tak sadar waktu telah usai.
Tiga media belajar lain yang tak sempat kami mainkan terpaksa dibagikan saat proses sayonara. Tak enak jika harus dibawa balik, mengingat sudah diniatkan untuk belajar bersama adik-adik di Papua. [baca selanjutnya: Ketulusan Putali]