Kerukunan Kampung Multikultur

Selain Eunike dan tim, ada Dewa Ayu Febbyanti bersama dua kawannya (siswa SMA Negeri 2 Sumbawa) yang juga sedang merealisasi ide cerita mereka. Harmoni Bertetangga menjadi judul film dokumenter yang mereka pilih.

Film dokumenter pendek mereka mengangkat potret keseharian masyarakat di lingkungan terdekat mereka (RT) yang harmonis. Lokasi shooting dilakukan di tempat tinggal Dewa Ayu di Kelurahan Lempeh, Kecamatan Sumbawa.

“Di kampung saya, kami hidup rukun dan saling menghargai. Meski agama dan sukunya berbeda, kami selalu menjaga kerukunan dalam kehidupan bertetangga. Hal sederhana dilakukan bersama-sama di RT saya, misalnya kerja bakti, menjenguk tetangga yang sakit, dan juga pertemuan warga. Saya sangat terkesan dengan hal ini. Menurut cerita kakek saya, kehidupan harmonis telah puluhan tahun terjalin di lingkungan kami. Hal inilah yang mendorong saya untuk memfilmkannya,” tutur Dewa Ayu saat mempresentasikan ide ceritanya.

Proses pengembangan ide cerita dilakukan bersama-sama dengan kedua teman yang semuanya perempuan. Sebelum pengambilan gambar berlangsung, para pelajar juga dibekali dengan teknik dasar pengambilan dan perekaman gambar, sehingga di lapangan mereka dapat melakukan shooting sendiri.

Selain teknik pengambilan gambar, ada pembekalan teknik dasar wawancara dalam workshop pengembangan cerita dan desain produksi film dokumenter. Ahmad Syafi’i, yang juga menjadi pendamping tim ini, mengatakan ia merasa berefleksi saat mendampingi dua tim yang memiliki ide cerita yang kuat tentang keberagaman.

Dewa Ayu dan tim SMA Negeri 2 didampingi fasilitator Sumbawa Cinema Society sedang melakukan shooting untuk film dokumenter Harmoni Bertetangga.

“Saya belajar sangat banyak tentang perbedaan dan bagaimana memaknai keberagaman. Latar belakang saya homogen. Saya dari SMP hingga SMA sekolah di pesantren, sehingga saya tidak mengalami tinggal di lingkungan yang heterogen, multi-suku maupun multi-agama. Saya salut dengan cara pandang adik-adik pelajar ini yang bisa menangkap fenomena sosial di sekitar mereka dan menjadi ide cerita film,” tuturnya. [baca selanjutnya: Kisah Pengungsi Timor Timur]

Redaksi
Author: Redaksi

By Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *