Karya Bersama
Jeni dan tim didampingi oleh Faiz Muhammad, mahasiswa Fikom UTS semester 7 yang juga menjadi perantau di Sumbawa. “Saya diminta Ibu Yuli Andari, Ketua SCS sekaligus dosen saya di kampus, untuk menjadi pendamping tim ini karena ide cerita mereka bertema sama dengan topik penelitian untuk skripsi saya,” tuturnya.
Kesan yang didapatkan Faiz selama menjadi pendamping tim dokumenter ini sangat mendalam. Ia merasa sangat senang mendapatkan kesempatan sebagai pendamping. “Saya sangat salut dengan semangat mereka dalam belajar bikin film. Mereka rela mengesampingkan urusan lain dan memprioritaskan film mereka terwujud,” sambung Faiz.
Melihat proses belajar adik-adik SMA ini, Faiz merasa ilmunya tentang film masih sangat minim, sehingga perlu banyak belajar lagi dan harus menambah pengalaman shooting. Selain itu, tantangan yang luar biasa juga ia dapatkan dalam membantu tim ini mewujudkan ide mereka menjadi film.
“Tantangan terbesar adalah bagaimana dalam waktu singkat saya bisa memberikan pemahaman kepada adik-adik tentang produksi film, setidaknya bagaimana mereka tahu fungsi film sebagai penyampai pesan yang kuat untuk isu tertentu. Selain itu, dalam kerja tim, harus ada pemahaman satu sama lain karena ini adalah karya bersama, sehingga apabila ada konflik bisa segera diatasi,” tutur Faiz.
Di samping ketiga film tersebut, masih ada dua film dokumenter pendek lain yang sedang berproses, yaitu Aku dan Mereka dari SMK Negeri 1 Sumbawa dan Keberagaman Itu Indah, SMA Negeri 2 Sumbawa.
Setelah shooting, setiap tim masih akan mengikuti tahap selanjutnya, yaitu penyuntingan gambar (editing), presentasi karya mereka ke publik saat pemutaran keliling, dan mengompetisikan film mereka dalam festival ini untuk memperebutkan penghargaan film terbaik dan film favorit. [Dilaporkan oleh Tim Media Relation FFS 2019]