Terkait dengan polemik sekolah ke luar negeri yang disebut-sebut memboroskan biaya, apa pendapat Anda?
Tidak banyak yang tahu kalau biaya hidup di Polandia sama seperti di Jakarta, loh. Uang sekolahnya pun hampir sama. Makanan di sana juga terjangkau, memang akomodasinya agak mahal.
Kalau ditanya secara personal mengapa saya memilih luar negeri? Pertama, bukan untuk gengsi. Mencari pengalaman dengan melakukan perjalanan jauh membuat saya lebih bersyukur, selalu merasa kecil di hadapan Allah, tetapi sekaligus memiliki rasa cinta tanah air yang mendalam.
Pengorbanan pasti ada. Saya terpisah sementara dengan keluarga kecil saya. Namun, saya bersekolah dengan satu tekad: Menambah ilmu untuk membangun bangsa, membangun NTB, sekecil apa pun itu.
Pendapat orang lain boleh berbeda. Sekolah di dalam negeri juga baik, tetapi pengalamannya berbeda. Orang boleh nyinyir, tetapi insya Allah prestasi dan kontribusi nanti yang akan berbicara. Teman-teman penerima Beasiswa NTB terpilih dengan seleksi yang ketat. Di Polandia, mereka banyak yang mencari pengalaman dengan studi banding, kerja part time, magang, ikut pertukaran mahasiswa, dan sebagainya.
Ini dilakukan untuk menempa diri dengan mencari pengalaman. Sering jalan-jalan? Mengapa tidak? karena perjalanan melihat belahan bumi lain adalah cara belajar dengan menyenangkan. Banyak, kok, yang bikin buku setelah jalan-jalan. Artinya, tetap produktif berbagi pengalaman.

Apa rencana Anda beberapa tahun ke depan?
Tentu saya berusaha sekuat tenaga menyelesaikan kuliah dan berkontribusi untuk NTB dan Indonesia. Karena bidang saya adalah dunia akademis sekaligus kreatif, maka saya usahakan dua-duanya berjalan dengan baik dan seimbang.
Saya ingin kembali berbagi ilmu di kampus FIKOM UTS (Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa), bikin program yang lebih seru untuk SCS. Dan, karena saya juga seorang istri dan ibu, maka keluarga tetap menjadi prioritas utama. Meski tidak mudah menjalankan semuanya, saya percaya Allah akan menuntun saya. []
sangat bermanfaat, makasih